Teknik Penggalian Fosil


Yang berikut ini adalah teknik-teknik penggalian fosil:


  1. Jika arkeolog berpikir di suatu tempat terkubur fosil dan artefak lain, ia dapat memakai detektor logam untuk mengetahuinya. Alat ini dapat mendeteksi benda-benda yang mengandung unsur logam.

  2. Arkeolog mengamati tanah terbuka dengan berjalan melintasi tanah bajakan, untuk memeriksa adanya potongan tembikar, batu api dan tanda-tanda lain kegiatan manusia di masa lalu.

  3. Karena penggalian akan merusak situs, sangat penting untuk melakukan pencatatan selama penggalian. Arkeolog menandai posisi yang tepat pada setiap artefak yang ditemukan. Tanah galian diayak dan disaring untuk mencari tulang atau gigi yang kecil. Sebagian tanah di masukkan kedalam air, sehingga biji-bijian akan mengapung di permukaan air.

  4. Saat lapisan tanah terlihat, orang memakai sekop kecil atau sikat halus untuk menyingkirkan tanah, juga untuk memeriksa tulang dan gigi.

  5. Untuk melobangi tanah, arkeolog dapat menggunakan bor tangan yang bentuknya seperti alat pembuka gabus botol dengan pegangan berbentuk huruf T. Alat ini dapat mendeteksi ruang kosong di bawah tanah yang mempunyai daya tarik arkeologis.

  6. Arkeolog dapat memakai alat ukur tahanan, yaitu alat yang bisa mengukur kelembaban. Tanah yang padat mempunyai kelembaban yang lebih tinggi (hambatan yang kecil) dibanding dengan pondasi gedung, jalan, atau batuan yang terkubur. Alat ukur ditempel pada elektroda yang dimasukkan ke dalam tanah. Listrik dialirkan sehingga muncul grafik atau angka yang menunjukkan tinggi rendahnya hambatan.

  7. Magnometer dan Gradiometer dipakai untuk mengukur tinggi rendahnya gaya magnet di dalam tanah yang dapat menunjukkan adanya benda-benda dalam tanah.

  8. Ground Radar dapat dipakai untuk memberikan gambaran susunan bawah tanah, hasilnya ditunjukkan lewat layar radar ataupun print out.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar