Bulla


Bulla yang terbuat dari tanah liat adalah sistem hitungan tertua di dunia. Bulla ditemukan di sebelah utara Mesopotamia, Mesir dan berasal dari 8.000 tahun yang lalu. Bulla terdiri dari bola tanah liat utama dengan lubang-lubang dan tanda berbentuk serupa yang dapat dimasukkan kedalam Bulla. Saat sudah penuh, Bulla ditutup dengan segel.

Tulisan Pertama Di Dunia


Orang-orang Sumeria adalah penemu tulisan pertama. Mereka membuat lambang-lambang yang di standardisasi pada lembar-lembar tanah liat. Para arkeolog belajar mengartikan tulisan mereka dengan naskah kuno Persia sebagai pembanding. Lembaran-lembaran tersebut berisi catatan ternak, penyembahan di kuil-kuil dan barang dagangan.

Viking Burial


Banyak pahatan di zaman besi dan zaman perunggu ditorehkan diatas batu. Pahatan-pahatan bergambar kapal-kapal dan para penumpangnya ditemukan menghiasi batu-batu kuno. Diperkirakan lambang itu adalah lambang kematian. Di Oseburg, Norwegia sebuah makam berbentuk kapal telah ditemukan. Kuburan bangsa viking di Lindholm Hoje, Denmark, terdapat 700 nisan berbentuk kapal.

Weatray Stone


Sejumlah batu-batu besar yang diperkirakan berasal dari zaman perunggu ditemukan di padang liar sebelah utara Inggris dan Skotlandia. Diatas batu-batu tersebut terdapat pahatan abstrak. Diperkirakan pahatan tersebut adalah rute-rute zaman pra-sejarah dan dipakai oleh para pemburu zaman batu ataupun para musafir dalam perjalanannya melakukan pemujaan di Stonehenge.

Aborigin Arts


Di Australia kesenian orang aborigin telah berusia 20.000 tahun dan mereka masih melanjutkan tradisinya sampai sekarang. cetak tangan yang ditemukan di gua-gua adalah tanda dari para seniman masa lalu, mungkin juga tanda dari pengunjung gua yang lain. Lukisan aborigin di gua-gua banyak berhubungan dengan sistem kepercayaan aborigin yaitu "waktu mimpi" suatu saat dimana mereka percaya bahwa roh nenek moyang menciptakan dunia ini.

Altamira Painting


Lukisan yang di temukan di gua-gua seperti di Altamira, Spanyol dan di Lascaux, Perancis, telah ditorehkan semenjak 30.000 tahun yang lalu. Ada teori mengatakan bahwa gambar-gambar itu dibuat untuk melancarkan usaha dalam perburuan binatang. Para seniman melukis binatang yang ingin mereka tangkap supaya berhasil dalam penangkapannya. Teori lain mengatakan bahwa, semenjak dulu goa-goa itu telah didiami orang dan mungkin saja goa-goa tersebut adalah tempat khusus untuk merayakan perkawinan dan upacara lainnya.

Homo Sapiens


Manusia modern ada pertama kali sekitar 120.000 tahun yang lalu. Otak manusia modern lebih besar dari pendahulunya. Sekitar 40.000 tahun yang lalu alat-alat menjadi lebih rumit dan memakai bermacam bahan seperti tulang dan tanduk. Ada juga praktek melukis, memahat, dan membuat pakaian.

Homo Neanderthal



Para arkeolog berusaha menyelidiki misteri menghilangnya manusia neanderthal. Di beberapa bagian Eropa mereka telah digantikan oleh Homo Sapiens yang lebih cerdas. Ditempat lain barangkali mereka telah dibunuh oleh pendatang baru. Di suatu tempat mereka mungkin telah kawin dan bercampur dengan manusia modern, ini dibuktikan dengan temuan tulang rangka anak-anak dengan ciri-ciri Homo Sapiens dan Homo Neanderthal. Tulang Homo Neanderthal ditemukan di Eropa dan Asia. Fosil tersebut berusia sekitar 3000 tahun atau dengan kata lain manusia neanderthal telah punah sekitar 3000 tahun yang lalu.


Homo Wajakensis

Fosil Homo Wajakensis di temukan oleh Von Riestchoten tahun 1889 di Wajak, Tulungagung. Fosil Homo Wajakensis hidup sekitar 300.000 tahun yang lalu dan ditemukan pada lapisan tanah pleistosen atas.

Homo Soloensis


Fosil Homo Soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Oppenoorth di Sambung Macan dan Ngandong, Sangiran, Solo. Temuan tersebut berasal dari lapisan tanah pleistosen atas. Homo Soloensis hidup sekitar 900.000 tahun yang lalu.

Homo Erectus

Homo Erectus pertama kali muncul sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Penelitian menunjukkan bahwa Homo Erectus lebih efisien dalam berjalan kaki dibandingkan spesies yang lain. Rangkanya memungkinkan lahirnya bayi dengan otak yang lebih besar. Banyak fosil Homo Erectus di temukan di luar Afrika, di Asia dan Eropa. Juga ada manusia kerdil dari Kepulauan Flores yang disebut dengan Homo Floresensis.

Homo Habilis


Para arkeolog telah menemukan sejumlah tengkorak Homo Habilis yang berusia 2,4 juta tahun, lagi-lagi di Afrika. Ukuran rata-rata otaknya lebih besar dari pada Australopithecus. Mereka sudah bisa berkomunikasi satu sama lain dan membuat perkakas untuk berburu dan meramu makanan.

Kenyanthropus Rudolfensis


Pada tahun 1998 arkeolog menemukan fosil tengkorak rahang dan gigi berusia 3,5 juta tahun. Mereka sama tuanya dengan Lucy tetapi bentuknya berbeda. Ukuran gigi dan bentuk muka menandakan makanan yang berbeda dengan Lucy, yang berarti spesies ini dapat hidup berdampingan dengan Australopithecus tanpa bersaing soal makanan. Temuan ini mengundang keraguan pada teori evolusi, karena teori evolusi darwin memperkirakan manusia berasal dari satu keturunan yaitu Australopithecus.

Australopithecus Africanus (Lucy)


Nenek moyang generasi pertama kita adalah Hominid yang menyerupai kera yaitu Australopithecus. Pada tahun 1974 penggalian di Ethiopia menemukan rangka Australopithecus terlengkap. Pada tahun 1978 arkeolog menemukan jejak kaki Australopithrcus di utara Tanzania. Usia jejak kaki 3,8 juta tahun. Tinggi badan Australopithecus 1,5 meter dan telah berjalan tegak berdasarkan pengukuran jejak kaki laetoli.

Temuan Fosil Hominid


Fosil dan jejak kaki memberikan kesan bahwa manusia berasal dari Afrika pada 3-4 juta tahun yang lalu. Homo Sapiens dan nenek moyang mereka termasuk dalam kelompok Hominid. Hominid garis pertama yang pernah ditemukan adalah Australoppithecus. Menurut fosilnya Australopithecus terbagi menjadi beberapa spesies yaitu : Australopithecus Africanus yang pemakan tumbuhan dan Australopithecus Robustus yang pemakan daging, Australopithecus Boisei, dan Australopithecus Afarensis. Hominid garis kedua yaitu Homo Habilis, lalu Homo Erectus, disusul Homo Sapiens. Homo Sapiens pertama muncul di Afrika semenjak 100.000 tahun yang lalu. Kemudian Homo Sapiens menyeberang ke Eropa dan Asia. Di daerah Eropa, Homo Sapiens bertemu dengan Homo Neanderthal.

Analisis Neutron Aktif


Analisis Neutron aktif membantu arkeolog mencari tahu tentang bahan pembuat sesuatu, cara membuatnya dan asalnya. Sinar Gamma dilepaskan dan menghujani sebuah artefak dengan Neutron. Sinar ini kemudian diukur panjang gelombangnya untuk memdapatkan informasi.

Analisis DNA


DNA adalah cetak biru kehidupan bagi semua makhluk dan DNA adalah sebuah kode khusus yang membuat setiap hewan dan tumbuhan berbeda satu sama lain.

Analisis Metallografik

Teknik ini memakai zat kimia untuk mengupas bagian yang dipoles dari sebuah artefak logam untuk mengetahui struktur logam dibawahnya.

Penanggalan Karbon


Semua bentuk kehidupan di Bumi mengambil dan menyimpan Karbon. proses ini berhenti pada waktu mati dan karbon dalam tubuh semakin berkurang dalam jarak waktu tertentu. Dengan menghitung jumlah karbon sisa pada suatu contoh organik, arkeolog dapat mengetahui masa berasalnya contoh itu. Teknik ini disebut dengan penanggalan radio karbon. Mesin penghitung Geiger atau mesin spektrometer percepatan massa dapat dipakai untuk mengukur kandungan karbon.

Penanggalan Kalium-Argon


penanggalan kalium-argon adalah metode penanggalan dengan mengukur rata-rata hilangnya kalium pada batuan vulkanis. Manusia yang hidup mula-mula di daerah vulkanis menapakkan kakinya di abu vulkanis yang mendingin. Teknik ini dapat mencari tahu kapan jejak ini dibuat.

Dendrokronologi


Dendrokronologi adalah teknik penanggalan dengan melihat lingjaran-lingkaran pada batang pohon. Satu lingkaran menunjukkan satu tahun pertumbuhan. Lingkaran ini duhitung untuk menentukan umur pohon.

Jejak Kaki Laetoli


Penemuan jejak kaki lateoli yang berumur 3,8 juta tahun di Tanzania menandai dimulainya catatan sejarah.

Serbuk Sari Bunga


Sisa-sisa tumbuhan merupakan sumber informasi penting. Semua tumbuhan berbunga memproduksi serbuk sari, butiran-butiran yang tak dapat hancur. Kapsul waktu ini dapat mengatakan pada kita apakah suatu lokasi dulunya panas, dimgin, basah, ataupun kering. Selain itu sisa-sisa tumbuhan tersebut dapat juga mengtakan pada arkeolog tentang jenis makanan dan benih yang tumbuh di masa lampau.

Teknik Penggalian Fosil


Yang berikut ini adalah teknik-teknik penggalian fosil:


  1. Jika arkeolog berpikir di suatu tempat terkubur fosil dan artefak lain, ia dapat memakai detektor logam untuk mengetahuinya. Alat ini dapat mendeteksi benda-benda yang mengandung unsur logam.

  2. Arkeolog mengamati tanah terbuka dengan berjalan melintasi tanah bajakan, untuk memeriksa adanya potongan tembikar, batu api dan tanda-tanda lain kegiatan manusia di masa lalu.

  3. Karena penggalian akan merusak situs, sangat penting untuk melakukan pencatatan selama penggalian. Arkeolog menandai posisi yang tepat pada setiap artefak yang ditemukan. Tanah galian diayak dan disaring untuk mencari tulang atau gigi yang kecil. Sebagian tanah di masukkan kedalam air, sehingga biji-bijian akan mengapung di permukaan air.

  4. Saat lapisan tanah terlihat, orang memakai sekop kecil atau sikat halus untuk menyingkirkan tanah, juga untuk memeriksa tulang dan gigi.

  5. Untuk melobangi tanah, arkeolog dapat menggunakan bor tangan yang bentuknya seperti alat pembuka gabus botol dengan pegangan berbentuk huruf T. Alat ini dapat mendeteksi ruang kosong di bawah tanah yang mempunyai daya tarik arkeologis.

  6. Arkeolog dapat memakai alat ukur tahanan, yaitu alat yang bisa mengukur kelembaban. Tanah yang padat mempunyai kelembaban yang lebih tinggi (hambatan yang kecil) dibanding dengan pondasi gedung, jalan, atau batuan yang terkubur. Alat ukur ditempel pada elektroda yang dimasukkan ke dalam tanah. Listrik dialirkan sehingga muncul grafik atau angka yang menunjukkan tinggi rendahnya hambatan.

  7. Magnometer dan Gradiometer dipakai untuk mengukur tinggi rendahnya gaya magnet di dalam tanah yang dapat menunjukkan adanya benda-benda dalam tanah.

  8. Ground Radar dapat dipakai untuk memberikan gambaran susunan bawah tanah, hasilnya ditunjukkan lewat layar radar ataupun print out.

Asal-Usul Fosil


Apakah fosil itu? fosil merupakan bukti adanya kehidupan dimasa lalu, Proses pembatuan organisme masa lalu ini terjadi karena bahan organik secara bertahap digantikan oleh bermacam-macam mineral terutama CaCO3, SiO2, FeCO2 dan FeS2. Fosil tersimpan dalam berbagai lapisan tanah, lapisan tanah yang paling bawah adalah endapan yang umurnya paling tua. Oleh karena Bumi yang bersifat dinamis, lapisan-lapisan tanah yang yang paling bawah bisa terangkat keatas, kemudian mulai terkikis oleh hujan. Saat itulah tulang-tulang yang telah membatu mulai menampakkan diri.

Asal-Usul Hewan


Dari bentuk awal hewan bersel satu yang mempunyai flagella untuk bergerak, lalu timbullah protozoa yang lain semacam Amuba dan Ciliata. Dari hewan bersel satu berubah menjadi hewan bersel banyak, mereka melakukan simbiosis mutualisme. Bentuk pertama hewan bersel banyak yaitu berupa bola berongga yang disebut dengan Blastea. Alga dan Protozoa merupakan hasil radiasi yang pertama, sedangkan hewan blastea tidak lagi dijumpai karena mengalami kepunahan, yang tersisa hanyalah Blastula yaitu suatu bentuk tahapan embrio makhluk hidup bersel banyak. Bentuk blastea merupakan bentuk yang memungkinkan untuk berkembang lebih jauh lagi, yaitu pada radiasi kedua dan radiasi ketiga.


Secara hipotetis perkembangan makhluk hidup dari bentuk blastea adalah berikut :


  1. Dari tingkat blastula embrio makhluk hidup berkembang ke tingkat gastrula sehingga terjadi dua lapisan, yaitu lapisan endoderm dan lapisan ektoderm, dalam tingkat gastrula makhluk hidup lalu berkembang menjadi makhluk dewasa. Contoh dari hewan diploblastik yang masih eksis saat ini adalah hewan dari kelas Porifera dan Coelentarata.


  2. Kemungkinan lain adalah bahwa setelah melalui tingkat blastula dan gastrula maka embrionya tidak berkembang menjadi hewan dewasa, tapi antara lapisan endoderm dan lapisan ektoderm terbentul lapisan mesoderm. Setelah terbentuk lapisan mesoderm barulah berkembang menjadi hewan dewasa, hewan ini sudah tidak eksis lagi, namun keturunannya yang telah terbentuk sebagai hasil evolusi masih bisa dijumpai. Hewan-hewan Triploblastik dibagi menjadi 4 kelompok : kelompok I termasuk hewan dalam kelas Echinodermata dan Chordata, kelompok II meliputi hewan dalam kelas Acoeloemata, Kelompok III meliputi hewan-hewan dalam kelas Annelida, Mollusca, dan Arthropoda, sedangkan kelompok IV meliputi hewan-hewan dalam kelas Pseudocoelomata dan Rotifera.

Hewan-hewan triplobastik pada dasarnya adalah bilateral simetris. Ada anggapan bahwa pada saat berubah bentuk dari bentuk Diplobastik ke bentuk Triplobastik terjadi juga perubahan bentuk simetrisnya yaitu dari bentuk radial simetris ke bentul bilateral simetris.


Asal-Usul Tumbuhan


Ciri-ciri bentuk pertama dari tumbuhan adalah mengilangnya flagella untuk bergerak dan semakin berkembangnya khlorofil. Dari bentuk awal ini berkembanglah alga, yaitu alga hijau, alga pirang, dan alga merah. Semua alga mengandung khlorofil. perkembangan selanjutnya adalah perubahan alga bersel satu menjadi alga bersel banyak. Bentuk simbiosis terlihat pada Lichenes, yaitu bentuk kehidupan simbiosis antara alga hijau, alga biru dan jamur.

Asal-Usul Eukariotik


Sel eukariotik muncul sekitar 1,5 milyar tahun lalu. Para ilmuwan belum mengetahui bagaimana sel eukariotik ini berkembang. Mereka berspekulasi bahwa organisme eukariotik ini berasal dari bakteri autotrof dan bakteri heterotrof melakukan simbiosis mutualisme, contoh simbiosis yang masih eksis sampai saat ini adalah Protista.

Temuan Fosil Stromatolit


Hasil fotosintesis bakteri masa lalu menghasilkan oksigen yang dilepas ke atmosfir sekitar 3 milyar tahun lalu. Ini dibuktikan dengan temuan fosil Cyanobacteria di endapan Archean yang berusia 3 milyar tahun.

Asal-usul Prokariotik


Para ilmuwan memperkirakan bahwa sel pertama yang pernah hidup di Bumi pada masa 3,5 milyar tahun lalu, adalah sel yang bersifat prokariotik. Yang artinya, sel tersebut tidak memiliki membran yang menyelubungi materi genetiknya. Selain itu sel tersebut harus bersifat anaerob, karena atmosfir purba tidak mengandung oksigen, juga sel tersebut harus bersifat heterotrof, yaitu hidup dengan memanfaatkan komponen organik dari lingkungan sekitarnya. Sel yang autotrof tidak mungkin bertahan hidup, karena saat itu belum ada karbon dioksida di atmosfir, dan sel tersebut belum memiliki organel untuk melakuakan fotosintesis. Waktupun berlalu, jumlah bahan organikpun menipis, maka cara makanpun berkembang mejadi autotrof dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui fotosintesis.